Senja Andalas
Senja Andalas
poprap
Saya mencintai lagu itu, romantis tanpa cinta.
Saya mencintai lukisan itu, berwujud tanpa nyawa.
Saya mencintai tarian itu, bertandak mesra tanpa hasrat.
Saya mencintai permainan itu, akhir tanpa permulaan.

Bagaikan air dia sejuk, namun genggamanku tak menahannya.
Bagaikan embun dia menciptakan uap tanpa wujud.
Bagaikan tanya dia selalu membuatku mencari jawab.
Bahkan pertemuan ini kasat mata tanpa adanya kehadiran.

Dia memberikan lagu romantis, namun menolakku menyanyikannya.
Dia memberikan kata penuh diksi indah, namun menolakku untuk menulisnya.
Dia memberikan jiwanya, namun menolakku untuk memasukinya.
Katanya, di sana hanyalah hutan kematian.

Katakan padaku sekarang!
Apa arti lagi cinta?
Apa makna lukisan?
Siapa yang menari itu?
Permainan apa ini?

Kesejukan mematikan apa ini?
Diksi indah? Tapi aku seperti dalam kisah kegelapan.
Kau butuh di selamatkan? Atau sebaliknya, aku butuh itu.